Waspadalah! Kekurangan Gizi Pada Usia 2 Tahun, Anak Rawan Terkena Penyakit Kronik

Terpenuhinya gizi dalam kurun waktu 0-100 hari anak memiliki pengaruh pertumbuhan dan perkembangan anak dimasa akan datang. Tidak hanya mempengaruhi pada fisik saja, bisa juga resiko anak terkena penyakit kronik disuatu hari nanti.

Guru Besar Universitas Indonesia Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Endang L. Achmadi menyatakan, saat kurang gizi di 1.000 hari pertama kehidupan , tanda yang paling jelas dapat dilihat adalah pertumbuhan fisik yang tidak optimal, seperti tumbuh pendek atau stunting.

"Selain tumbuh pendek, minimnya gizijuga dapat berefek pada perkembangan orga-organ, termasuk jantung, otak, pankreas, ginjal, dan lain-lain,"sambungnya saat Nutritalk oleh PT. Sarihusada yang bertema " Seribu Hari yang Menentukan Masa Depan Bangsa" sabtu, (30/08/2014),di Yogyakarta.

terjadinya hambatan-hambatan perkembangan pada orga-organ diatas akan berakibat fungsinya menjadi tidak sekuat organ yang normal. Oleh sebab itulah,  kerusakan yang terjadi pada organ lebih rentan yang memiliki istilah kerusakan kronik, contohnya diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. "Penelitian menunjukan, orang yang kurang gizi di awal kehidupannya lebih beresiko terkena penyakit kronik, ini karena organ memang lebih rentan," jelas Endang.

Seribu hari pertama kehidupan adalah sebuah istilah untuk menggantikan usia seseorang diawali dari hamil sampai usia sekitar dua tahun. Seribu hari pertama kehidupan dimulai dari usia dalam kandungan. Dengan hitungan 270 hari dalam kandungan, dan 730 hari setelah lahir.

Pada awal kehidupanya, seorang insan tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Dengan gambaran, sampai umur dua tahun, pertumbuhan dan perkembangan otak mencapai sekitar 80 persen dari otak orang dewasa. " Pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal dimasa ini tidak dapat diubah kembali," tambahnya.