Menurunkan Tensi dengan Konsumsi Makanan Vegetarian

Ilustrasi
Membiasakan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sudah terbukti memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, misalnya ialah menurunkan tekanan darah. Hasil riset terbaru oleh para ahli  sal jepang memaparkan, bahwa pola makan yang didominasi sayur dan buah-buahan (vegetarian) dapat membantu menstabilkan tensi darah.

Dari hasil tinjauan kepada 7 iju klinis dan 39 penelitian yang diikuti oleh 22 ribu responden menyatakan, mereka memiliki tensi darah yang jauh lebih rendah yang menerapkan diet vegetarian bila dibandingkan yang mengonsumsi daging.

Penurunan tensi dari berbagai penelitian itu bila dirata-rata  berkisar antara 5 sampai 7 milimeter merkuri (mm/Hg) untuk sistolik, dan antara 2- 5 mm/Hg untuk distolik. Penurunannya memang tidak terlalu besar, tapi sudah cukup untuk merendahkan resiko serangan jantung.

Berdasar para ahli, penurunan tekanan distolik sampai 5 mm/Hg ini sangat berkaitan erat dengan penurunan resiko 9% kematian akibat stroke.

Dari penelitian juga menyatakan, bahwa penurunan tekanan darah ini tidak terlepas dari jenis diet vegetarian yang dilakukan responden. Entah itu hanya mengonsumsi sayur, buah, kacang, atau dengan tetap mengonsumsi telur, ikan, dan produk susu, atau hanya menghindari daging, atau vegan (sepenuhnya menghindari produk hewan termasuk susu).

Yoko Yokoyama, seorang peneliti dari National Cerebral and Cardiovascular Center, Osaka, mengungkapkan, bahwa tidak ditemukan perbedaan besar secara statistik antara jenis pola makan vegetarian dalam penelitian ini. Mungkin ini dikarena kurang banyaknya penelitian yang mengkhususkan tentang vegan. Efeknya, studi tidak memiliki data yang kuat secara statistik untuk mempengaruhi secara umum.

Hasil penelitian ini juga tidak memaparkan, dalam diet vegetarian ini nutrisi apa saja yang memiliki peran menurunkan tekanan darah. Tetapi studi ini memiliki teori yang merujuk pada penelitian sebelumnya. Penelitian dihasilkan, pola makan rendah sodium serta tinggi potassium dan protein dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.

Sejumlah 32 hasil studi yang dikaji cuma membandingkan ketidaksamaan antara mereka yang mengonsumsi atau tidak mengonsumsi daging. penelitian itu hanya memaparkan hubungan, dan tidak memaparkan penyebab konsumsi sayur dapat menurunkan tekanan darah. Hanya ada 7 studi yang khusus bertanya pada partisipan, apakah mereka makan daging atau tidak. Penelitian ini dipertimbangkan memiliki bukti yang sangat kuat.

Bila hasil dari keseluruhan menunjukan, pola makan vegetarian ialah penyebab utama penurunan tekanan darah daripada pengonsumsi daging, tanpa dipengaruhi faktor lain.

Walaupun demikian, ada pendapat seorang kardiolog, bahwa hasil penelitian yang diumumkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine ini masih terlalu awal. Ia masih akan menunggu hasil riset pendunkung lainya sebelum menyarankan pasien sepenuhnya untuk menghindari dagin.

"Kebanyakan data berasal dari hasil kajian. Totalnya, hanya 311 pasien yang mengikuti evaluasi dalam perlakuan klinis dengan durasi terbatas. Studi ini membutuhkan penelitian lebih jauh," Tukas Gregg Fonarow dari Divisi Kardiologi di UCLA, Los Angeles.Menurunkan Tensi dengan Konsumsi Makanan Vegetarian

Membiasakan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sudah terbukti memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, misalnya ialah menurunkan tekanan darah. Hasil riset terbaru oleh para ahli  sal jepang memaparkan, bahwa pola makan yang didominasi sayur dan buah-buahan (vegetarian) dapat membantu menstabilkan tensi darah.

Dari hasil tinjauan kepada 7 iju klinis dan 39 penelitian yang diikuti oleh 22 ribu responden menyatakan, mereka memiliki tensi darah yang jauh lebih rendah yang menerapkan diet vegetarian bila dibandingkan yang mengonsumsi daging.

Penurunan tensi dari berbagai penelitian itu bila dirata-rata  berkisar antara 5 sampai 7 milimeter merkuri (mm/Hg) untuk sistolik, dan antara 2- 5 mm/Hg untuk distolik. Penurunannya memang tidak terlalu besar, tapi sudah cukup untuk merendahkan resiko serangan jantung.

Berdasar para ahli, penurunan tekanan distolik sampai 5 mm/Hg ini sangat berkaitan erat dengan penurunan resiko 9% kematian akibat stroke.

Dari penelitian juga menyatakan, bahwa penurunan tekanan darah ini tidak terlepas dari jenis diet vegetarian yang dilakukan responden. Entah itu hanya mengonsumsi sayur, buah, kacang, atau dengan tetap mengonsumsi telur, ikan, dan produk susu, atau hanya menghindari daging, atau vegan (sepenuhnya menghindari produk hewan termasuk susu).

Yoko Yokoyama, seorang peneliti dari National Cerebral and Cardiovascular Center, Osaka, mengungkapkan, bahwa tidak ditemukan perbedaan besar secara statistik antara jenis pola makan vegetarian dalam penelitian ini. Mungkin ini dikarena kurang banyaknya penelitian yang mengkhususkan tentang vegan. Efeknya, studi tidak memiliki data yang kuat secara statistik untuk mempengaruhi secara umum.

Hasil penelitian ini juga tidak memaparkan, dalam diet vegetarian ini nutrisi apa saja yang memiliki peran menurunkan tekanan darah. Tetapi studi ini memiliki teori yang merujuk pada penelitian sebelumnya. Penelitian dihasilkan, pola makan rendah sodium serta tinggi potassium dan protein dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.

Sejumlah 32 hasil studi yang dikaji cuma membandingkan ketidaksamaan antara mereka yang mengonsumsi atau tidak mengonsumsi daging. penelitian itu hanya memaparkan hubungan, dan tidak memaparkan penyebab konsumsi sayur dapat menurunkan tekanan darah. Hanya ada 7 studi yang khusus bertanya pada partisipan, apakah mereka makan daging atau tidak. Penelitian ini dipertimbangkan memiliki bukti yang sangat kuat.

Bila hasil dari keseluruhan menunjukan, pola makan vegetarian ialah penyebab utama penurunan tekanan darah daripada pengonsumsi daging, tanpa dipengaruhi faktor lain.

Walaupun demikian, ada pendapat seorang kardiolog, bahwa hasil penelitian yang diumumkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine ini masih terlalu awal. Ia masih akan menunggu hasil riset pendunkung lainya sebelum menyarankan pasien sepenuhnya untuk menghindari dagin.

"Kebanyakan data berasal dari hasil kajian. Totalnya, hanya 311 pasien yang mengikuti evaluasi dalam perlakuan klinis dengan durasi terbatas. Studi ini membutuhkan penelitian lebih jauh," Tukas Gregg Fonarow dari Divisi Kardiologi di UCLA, Los Angeles.